Era
globalisasi saat ini telah menggeser paradigma dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, yakni dari paradigma pengajaran (teaching) menjadi pembelajaran (learning), dari berpusat pada guru (teacher
centered)
menjadi berpusat pada peserta didik (student centered), dan dari yang bersifat
behavioristik menjadi kontruktivistik. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan
kurikulum 2013 dan amanat dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 35, yaitu
“kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetauan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.” Dimana pembelajaran harus melibatkan peserta didik untuk lebih
aktif, kritis dan kreatif, tidak hanya dalam aspek kognitif saja, tetapi juga
dalam aspek afektif dan psikomotor, agar nantinya dapat tercetak lulusan yang
memiliki keterampilan yang mahir dibidangnya.
Peranan
guru pun diharapkan tidak hanya menjadi sumber belajar, melainkan juga sebagai
fasilitator, motivator, dan inspirator. Sehingga guru pun dituntut untuk
mengubah cara pandang terhadap pendidikan baik model, strategi, teknik, metode
dan media pembelajaran maupun konsep pendidikan yang sesuai dengan tuntutan era
globalisasi saat ini dalam rangka pengembangan keterampilan abad 21.
Keterampilan-keterampilan yang kita kenal dengan istilah 4Cs
Skills yaitu
diantaranya Critical Thinking (berpikir kritis), Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), dan Creativity (kreativitas).
Namun
sejauh ini pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya di bidang Pendidikan Agama
Islam berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai jurnal masih belum sesuai
dengan yang diharapkan. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran
PAI itu membosankan. Dikarenakan cara pembelajaran yang monoton dan kurang
menghidupkam suasana kelas. Selain itu guru PAI kurang melatih peserta didik
baik secara individu maupun kelompok aktif, mencari, menggali, dan menemukan
sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara bermakna, dan aktif. Hal ini
menjadikan peserta didik belum menumbuhkan keterampilan berpikir kritis dan
kreatif, sehingga aktifitas bertanya, bertukar pendapat, menanggapi, maupun
memaparkan pelajaran kepada teman-temannya pun masih sangat kurang, pengetahuan
yang mereka peroleh mudah dilupakan karena mereka kurang memahami materi, yang
pada akhirnya peserta didik tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran PAI
dan menimbulkan kecenderungan mengesampingkan pelajaran PAI.
Maka
dari itu salah satu tantangan dasar dalam pembelajaran PAI saat ini adalah
mencari strategi pembelajaran yang efektif dan inovatif. Menurut Kadariah,
penggunaan strategi dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu karena untuk
mempermudah proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak terarah
Untuk menciptakan suasana pembelajaran PAI
yang tidak membosankan memerlukan strategi pembelajaran yang menarik minat
peserta didik untuk belajar adalah dengan mengembangkan strategi pembelajaran
berbasis Active Learning (pembelajaran aktif). Menurut
Hartono (2012:39), pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik,
sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki. Penerapan strategi juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian peserta didik agar tertuju pada proses pembelajaran
Adapun
strategi yang dapat dipilih dalam active learning strategy salah satunya adalah tipe Group
Resume yang
penulis integrasikan dengan metode Mind Mapping. Seperti yang dikemukakan
Silberman (2012: 69), strategi pembelajaran group resume merupakan cara menarik untuk
membantu peserta didik lebih mengenal satu sama lain dengan melakukan semacam
pembentukan tim yang anggotanya sudah saling mengenal. Strategi pembelajaran
ini, menuntut peserta didik untuk memahami tentang materi yang akan disampaikan
dan membuat peserta didik lebih nyaman belajar karena mereka bisa bertukar
pikiran antara kelompok sehingga membuat proses pembelajaran di dalam kelas
lebih menyenangkan bagi peserta didik
Dan
dengan diintegrasikannya metode mind mapping dalam pembelajaran aktif group
resume pada
pembelajaran PAI, ini akan sangat membantu meningkatkan kreativitas
peserta didik melalui ide-ide kreatif membuat gambar dan simbol-simbol,
sehingga mereka dapat membuat resume yang lebih menarik, mudah diingat
sekaligus mudah dimengerti. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk aktif terlibat secara langsung, dapat menumbuhkan kemampuan bekerja
sama (team building) dan rasa sosial, membangun
komunikasi yang baik, dan dapat melatih peserta didik untuk mengungkapkan
gagasan atau pendapat kepada teman-temannya serta dapat meningkatkan kreativitas
diantara mereka. Sehingga aspek yang terbentuk di dalam peserta didik tidak
hanya kognitifnya saja, tetapi afektif dan psikomotornya turut terlatih.
Strategi
ini dimaksudkan untuk memaksimalkan proses pembelajaran, yang tidak membuat
peserta didik jenuh dan bosan berada di dalam kelas serta memberikan peranan
aktif kepada seluruh peserta didik, baik dalam bentuk interaksi antar peserta
didik ataupun peserta didik dengan guru. Sehingga peran guru dalam proses
pembelajaran sebagai fasilitator dan motivator yang mengajak, mengarahkan,
merangsang dan memberikan stimulus-stimulus kepada peserta didik untuk
menggunakan kecakapan diri secara bebas dan bertanggungjawab. Karena semakin
banyak aktivitas yang dilakukan oleh peserta, semakin banyak pula pemahaman
yang diperoleh yang akhirnya hasil belajar juga akan meningkat.
Menurut
penulis jika strategi pembelajaran berbasis active learning tipe resume group dan mind mapping ini diterapkan pada
pembelajaran PAI baik materi Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al-Quran/Hadist, serta SKI
yang relevan dengan KD akan dapat membantu peserta didik lebih mudah memahami,
dan mengingat materi yang mereka pelajari. Karena pembelajaran yang mampu
memberikan rasa semangat pada peserta didik dan kondisi kelas yang aktif
menyenangkanlah yang akan sangat menentukan keberhasilan pada proses belajar
mengajar dan otomatis akan meningkatkan pemahaman peserta didik, serta
mengembangkan potensi dan kemampuan berfikir kritis mereka yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas pembelajaran PAI. Dengan demikin diharapkan strategi
pembelajaran ini akan mampu membentuk peserta didik dengan
keterampilan-keterampilan abad 21 dalam rangka menghadapi tantangan, hambatan,
dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal,
nasional, regional maupun global.
References :
[1]
|
Kadariah,
"Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Tearcher
Here (ETH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Inpres BTN
PEMDA Kota Makassar," Jekpen: Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, vol.
1, no. 2, p. 16, 2018. |
[2]
|
N.
Aisah, "Analisis kemampuan Praktik Srategi Pembelajaran Aktif (Active
Learning) Mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Raden Intan
Lampung," Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, vol.
4, no. 1, p. 22, 2017. |
[3]
|
E.
P. Santi, Djahir Basir and Siti Fatonah, "Pengaruh Strategi
Pembelajaran Resume Kelompok Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Masa
Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Palembang," Jurnal Profit, vol.
1, no. 2, p. 129, 2014. |
Komentar
Posting Komentar